SEMARANG – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah resmi memfungsikan penggunaan Stadion Jatidiri pascarenovasi dengan anggaran Rp23,5 miliar. Acara itu ditandai dengan pertandingan eksibisi empat penggawa PSIS Semarang versus 100 bocah dari sekolah sepakbola (SSB) di Kota Atlas, Kamis (30/1/2025).

 

Berlangsung di bawah guyuran hujan, acara tersebut berlangsung meriah. Tak lain, karena antusiasme 100 murid SSB melawan pemain PSIS, yakni Dewangga, Septian David, Ryan Ardiansyah, dan Sahrul Trisna. Melawan ratusan bocah, tentu tidak mudah bagi keempat pemain profesional itu. Meski kalah, pemain Panser Biru justru tak sedih.

 

Di pinggir lapangan, Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana menyaksikan dengan antusias. Pada kesempatan itu, Nana didampingi Wakapolda Jateng Brigjen Polisi Agus Suryonugroho, Kasdam IV/ Diponegoro Brigjen TNI Mohammad Andhy Kusuma, Sekda Jateng Sumarno, Kepala Disporapar Jateng Agung Hariyadi, dan kepala OPD lainnya.

 

Nana mengatakan, pembenahan kawasan Stadion Jatidiri dilakukan agar event olahraga dan kegiatan olahraga masyarakat terakomodasi. Ia menyebut, Pemprov Jateng telah mengucurkan dana untuk penyempurnaan fasilitas umum tersebut.

 

“Mulai 2016 sampai sekarang, anggaran yang dikeluarkan sekitar Rp528,7 miliar dari APBD Jateng. Untuk stadion sepakbola Jatidiri perlu renovasi ulang, melalui penyediaan infrastruktur berstandar internasional, standar FIFA,” terang Pj gubernur.

 

Ia menyebut, anggaran penyempurnaan Stadion Jatidiri berasal dari Kementerian PUPR senilai Rp23,5 miliar. Dengan dana sebesar itu, kualitas rumput diperbaiki, juga penyesuaian kapasitas kursi penonton, agar memenuhi faktor keamanan, kenyamanan, serta keselamatan.

 

Selain itu, ada penambahan akses pintu keluar masuk dan fasilitas locker room, ruang Virtual Assistant Referre atau VAR.

 

“Awalnya tempat duduk kapasitasnya 24 ribu. Dipangkas menjadi 18.828 kursi. Rumputnya jenis Zoysia Matrela, ini dipakai pada piala dunia U-17 di Stadion Manahan Solo,” urainya.

 

Ditambahkan, Stadion Jatidiri menjadi salah satu dari 18 arena sepakbola yang direnovasi oleh Kementerian PUPR. Di Jateng adapula Stadion Gelora Bumi Kartini (GBK) Jepara yang mendapat perbaikan serupa.

 

Nana berharap, rampungnya perbaikan stadion, menjadikan kawasan Jatidiri sebagai “Kawah Candradimuka” untuk lahirnya atlet berbakat dari Jawa Tengah.

 

 

Bibit Pemain Timnas

 

Harapan serupa dilontarkan pemain PSIS Dewangga. Usai melawan 100 murid SSB, ia berharap lahir pemain sepakbola bertalenta dari Jawa Tengah.

 

Apalagi Dewangga juga sempat mengecap Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLOP) Jateng. Menurutnya, bukan hal muskil apabila bibit pemain muda terus mengasah kemampuan, melalui fasilitas yang disediakan pemerintah.

 

“Anak-anak bermain bola, ya cukup bagus bermainnya. Ya cukup bagus untuk Indonesia cari bibit baru pemain timnas. Di PPLOP saya tiga tahun, banyak belajar hal baru dan berbagai posisi,” ungkapnya.

 

Disinggung soal kualitas stadion baru, Dewangga menyebut arena tersebut cukup layak. Ia pun berharap, agar saat hujan deras air cepat surut, agar bisa menampilkan permainan optimal.

 

“Kualitas rumput bagus, lihat tekstur lembutnya rumput bagus. Hujan saja kelihatan bagus apalagi saat kering. Kalau dibandingkan saat PPLOP ya cukup bagus ini, karena dulu kan belum ada renovasi, masih aslinya,” pungkas pemain timnas U-23 itu.

 

Dalam kesempatan itu, Pj Gubernur Jateng bersama Sekda Sumarno dan jajaran pemprov yang tergabung dalam tim Allstar Pj Gub, juga bertanding melawan rekan media (Jurnalis FC). Tim Allstar Pj Gub menang telak dengan skor 6-1. (Pd/Ul, Diskominfo Jateng)